jkt24.com – Ketegangan melanda warga Israel setelah Iran dan sekutu-sekutunya bersumpah akan melancarkan serangan rudal ke wilayah Zionis sebagai balasan atas kematian pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang terjadi di Teheran pada akhir Juli.
Dalam sebuah video yang dirilis oleh Middle East Eye, beberapa warga Israel menyatakan kekhawatiran mereka. Shahar Binyamini, salah satu warga Israel, mengaku membatalkan rencana liburannya ke pantai setelah mendengar kabar tentang tewasnya Haniyeh.
“Saya merasa tidak tenang dan sedikit takut,” ujar Binyamini dalam video tersebut.
Ia menambahkan, “Yang membuat saya cemas adalah reaksi dari Hamas dan Hizbullah.”
Warga Israel lainnya, Yael Sendler, menilai bahwa kematian Haniyeh bisa memicu konflik perang yang lebih luas.
“Saya merasa campur aduk. Sulit untuk merasa senang karena kita berada dalam situasi perang yang sangat intens di dua perbatasan,” ungkap Sendler.
Ia juga mengatakan tidak akan terkejut jika Iran atau Hizbullah melancarkan serangan ke Israel hingga mencapai Tel Aviv. Biasanya, milisi di Lebanon selatan menargetkan wilayah utara Israel.
Baca Juga : Sinopsis Film Hotel Mumbai, Ketegangan Serangan Teroris di India
Pakar politik asal Israel yang berbasis di Tel Aviv, Ori Goldberg, membenarkan adanya ketegangan di kalangan warga Zionis tersebut.
“Orang-orang memang tegang. Jumlah orang di jalan berkurang, ada rasa cemas secara umum, tetapi tidak separah Oktober lalu ketika orang-orang yakin bahwa Hizbullah akan menyerbu dari utara,” kata Goldberg, seperti dikutip Al Jazeera.
Ketegangan ini meningkat setelah Iran dan sekutu-sekutunya, termasuk Hizbullah, mengancam akan memberikan hukuman kepada Israel yang mereka tuduh sebagai dalang di balik kematian Haniyeh.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, berjanji akan memberikan respons yang lebih keras kepada Israel.
Misi Iran di PBB juga menegaskan bahwa Israel akan menerima serangan balasan pada waktu yang tepat.
Ismail Haniyeh tewas di wisma kenegaraan di Teheran, Iran, pada 31 Juli. Dia berada di negara tersebut untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian.
Menurut hasil penyelidikan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC), Haniyeh tewas akibat serangan proyektil jarak pendek yang berisi hulu ledak sekitar 7 kilogram dari luar tempat tinggalnya.
Sementara itu, media yang berbasis di Amerika Serikat, New York Times, melaporkan bahwa Haniyeh tewas akibat bom. Bom tersebut, menurut laporan NYT, telah ditanam di dekat kediaman Haniyeh dua bulan sebelum insiden pembunuhan terjadi.