Jkt24.com -Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta berencana menyebar nyamuk Aedes Aegypti mengandung Wolbachia. Dinkes dan pihak terkait termasuk perangkat lingkungan telah melakukan survei survei kesiapan masyarakat. Tak bahaya, tah?
Kadinkes DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan daerah pertama penyebaran nyamuk itu adalah di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Selanjutnya, jentik Wolbachia juga akan disebar di semua kecamatan di Jakarta Barat.
“Timing (penyebaran nyamuk) akan sangat bergantung pada hasil surveinya nanti, kalau memang masyarakat sudah siap, kita bisa mulai,” jelas Ani di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat (21/6).
Pihak Dinkes menjelaskan survei dilakukan kepada semua masyarakat dari berbagai kelompok umur dan lapisan. Survei perlu dilakukan karena keberhasilan dari penyebaran nyamuk itu sangat bergantung dari dukungan masyarakat.
Bagaimana cara penyebaran nyamuk? Nantinya Dinkes akan mendistribusikan benih atau jentik nyamuk ke daerah yang sudah ditentukan.
“Karena itu akan ada titik-titik yang diletakkan ember-ember berisi jentik. Nah ember itu harus ada inang yang ngasuh, yang jagain, itu kan masyarakat peranannya di situ. Setelah itu, sekian hari diperkirakan sudah menjadi nyamuk dewasa, akan dilepas,” kata Ani.
Well, supaya sobat Jkt24 ngga bingung soal berita Dinkes DKI Bakal Sebar Nyamuk, Wolbachia merupakan bakteri alami pada 60 persen serangga. Bakteri ini ditransfer ke dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti.
Para ahli dan peneliti telah sampai pada kesimpulan kalau nyamuk ber-Wolbachia diklaim bisa menurunkan tingkat rawat pasien DBD hingga 70 persen. Dengan kata lain, Wolbachia bisa menurunkan tingkat keparahan pada pasien DBD.
Peneliti utama riset nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta Profesor Adi Utarini menyebut, nyamuk ini bisa menurunkan gejala demam berdarah hingga menurunkan risiko terpapar.
Meski begitu, namanya juga nyamuk maka kalau tergigit Wolbachia maka akan menimbulkan sejumlah efek samping ringan. Berikut di antaranya.
1. Gatal
Seperti gigitan nyamuk pada umumnya, rasa gatal akan muncul saat Anda digigit nyamuk Wolbachia. Rasa gatal biasanya muncul di area bekas gigitan.
2. Bentol
Anda juga bisa mengalami bentol setelah digigit nyamuk ber-Wolbachia. Namun, tak semua orang akan langsung mengalami bentol saat digigit nyamuk tersebut.
3. Kemerahan
Efek gigitan nyamuk Wolbachia lainnya adalah bintik kemerahan pada permukaan kulit. Namun, hal ini tak selalu berlaku pada setiap orang.
Demam Berdarah Masih Mengancam Jakarta
Penyakit demam berdarah yang disebabkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti kerap meresahkan masyarakat. Lebih lanjut Ani menyampaikan tren penurunan kasus demam berdarah di Jakarta.
Pada Maret lalu tercatat sekitar 2.200 kasus demam berdarah di Jakarta. Angka itu naik menjadi 3.164 pada April. Masuk ke bulan Mei tercatat 3.019 dan 622 kasus hingga pertengahan Juni ini. Selama periode tahun ini Dinkes mencatat ada 27 kasus kematian akibat demam berdarah.
“Mei kasusnya sudah mulai turun dibandingkan April tetapi masih relatif tinggi. Puncaknya di April,” imbuhnya .
Selain di Jakarta, Kemenkes akan memulai proyek percontohan penyebaran nyamuk Wolbachia untuk menekan angka DBD di lima kota Indonesia.
Lima kota itu adalah Jakarta Barat (DKI Jakarta), Bandung (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Bontang (Kalimantan Timur), dan Kupang (Nusa Tenggara Timur).
Dapatkan update konten terkini, berita viral, berita terbaru, berita guoblok setiap hari di website Jkt24.com.