jk24.com – Paris diguncang berita heboh terkait istri dari Presiden Perancis, Emmanuel Macron. Dua wanita diadili pada hari Rabu atas klaim palsu bahwa ibu negara Prancis Brigitte Macron adalah transgender.
Berita kalau istri presiden adalah transgender tentu sangat menggemparkan. Dan ini bukan pertama kalinya. Kabar yang kemudian viral secara online ini pun mengundang para ahli teori konspirasi (Conspiracy) dan sayap kanan.
Persidangan atas tuduhan pencemaran nama baik terjadi di tengah hiruk-pikuk kampanye pemilihan legislatif cepat yang diserukan oleh Presiden Emmanuel Macron setelah kelompok sayap kanan mengalahkan partainya dalam pemilihan parlemen Uni Eropa.
Brigitte yang kini berusia 71 tahun merupakan istri Emmanuel Macron yang menjabat menjadi Presiden Perancis sejak tanggal 14 Mei 2017.
Pada tahun 2022, Brigitte Macron mengajukan keluhan pencemaran nama baik terhadap dua wanita yang memposting video YouTube pada bulan Desember 2021 yang menyatakan bahwa dia pernah menjadi seorang pria bernama “Jean-Michel”.
Dua Tersangka Pemicu Hoaks Diajukan ke Pengadilan
Amandine Roy, yang memproklamirkan diri sebagai medium spiritual, hadir di pengadilan di Paris pada hari Rabu untuk menjawab pertanyaan tentang wawancara yang dia lakukan dengan Natacha Rey, seorang jurnalis independen yang tidak hadir dengan alasan sakit.
Roy, 49, telah mewawancarai Rey selama empat jam di saluran YouTube-nya di mana jurnalis tersebut berbicara tentang “kebohongan negara” dan “penipuan” yang diklaim telah dia ungkapkan.
Rey “sangat ingin membagikan karyanya”, kata Roy, yang hanya “menyetujui permintaannya”.
Mengenai kredibilitas klaim tersebut, Roy bersikeras bahwa Rey “telah menghabiskan waktu tiga tahun untuk melakukan penelitian, namun dia tidak langsung melakukannya”.
“Saya menyesalkan hal ini tidak diangkat dan diselidiki oleh media arus utama,” kata Roy, yang mengatakan bahwa dia tidak bisa “menyembunyikan” topik yang “serius” seperti itu.
Baik presiden, 46 tahun, maupun ibu negara berusia 71 tahun tidak hadir di pengadilan.
Pesan berlipat ganda di media sosial yang mengklaim bahwa ibu negara, sebelumnya Brigitte Trogneux, tidak pernah ada dan bahwa saudara laki-lakinya Jean-Michel telah mengubah jenis kelamin dan mengambil identitas tersebut.
Klaim palsu tersebut juga menyebabkan tuduhan yang lebih serius mengenai pelecehan anak yang diajukan terhadap ibu negara Prancis.
“Prasangka ini menjadi sangat besar, meledak di mana-mana,” kata pengacara Brigitte Macron, Jean Ennochi.
Dia menuntut kompensasi sebesar 10.000 euro ($10.750) untuk masing-masing Brigitte Macron dan saudara laki-lakinya.
Disinformasi bahkan menyebar ke Amerika Serikat di mana Brigitte Macron diserang dalam video YouTube yang kini dihapus menjelang pemilu November.
Brigitte Macron termasuk di antara sekelompok perempuan berpengaruh – termasuk mantan ibu negara AS Michelle Obama dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern – yang menjadi korban dari tren disinformasi yang semakin meningkat tentang gender atau seksualitas untuk mengejek atau mempermalukan mereka.
Keputusan mengenai kasus ini akan diambil pada 12 September mendatang. Damn! Tega bener ya pelaku yang membuat hoaks ini. Tapi, gimana kalau ternyata ini bukan hoaks? Wadidauw!