jkt24.com – Seorang diaspora Indonesia berhasil meraih kesuksesan dengan merintis bisnis di Amerika Serikat. Ia adalah pemilik toko es krim yang viral bernama Creamberry di Las Vegas, bernama Rosalina Sie. Bisnis ini telah didirikannya sejak tahun 2016.
Delapan tahun yang lalu, Rosalina memulai toko es krim ini dengan modal sebesar USD 300 ribu atau sekitar Rp 4,8 miliar. Hingga kini, bisnisnya tetap bertahan dan bahkan memiliki ciri khas tersendiri.
Banyak pelanggan yang datang ke toko Rosalina untuk mencoba menu es krim yang viral. Salah satu menu yang paling menarik perhatian adalah cotton candy burrito.
“Tamu-tamu kita sangat menyukai kreasi ini, dengan gulali dan es krim di dalamnya. Kombinasi tersebut benar-benar digemari,” kata Rosalina dalam wawancara dengan kanal YouTube VOA Indonesia, Kamis (13/6/2024).
Rosa, begitu ia akrab disapa, menciptakan berbagai varian menu sendiri. Ia bereksperimen dengan berbagai bahan baku untuk menciptakan menu es krim yang unik dan viral.
Banyak kreasi menu Rosa yang menarik perhatian warga lokal hingga turis mancanegara. Mereka menilai, kreasi menu Rosa sangat luar biasa dan lezat.
“Rasanya seperti ada ledakan di lidahku. Saya seperti anak kecil, jadi saya makan banyak gula. Rasanya enak sekali, 10 dari 10. Saya merekomendasikan untuk ke sini dan saya akan datang kembali,” kata Jeremy Hawkins, salah satu pelanggan Creamberry.
Selain cita rasa yang lezat, banyak orang mengunjungi toko es krim Creamberry karena variasi menunya yang sangat beragam.
“Variasi menunya sangat beragam, saya belum pernah melihat variasi seperti ini dan belum pernah mendengar tentang cotton candy burrito atau waffle puff,” ucap pelanggan lainnya, Kimberly Oralao.
“Saya sangat merekomendasikan tempat ini, terutama jika Anda masih ragu dan tidak tahu harus pesan apa. Creamberry punya banyak pilihan menu, jadi menurut saya ini adalah tempat yang tepat,” tambahnya.
Popularitas menu-menu es krim Creamberry juga didukung oleh food vlogger dan media. Rosa mengaku, restorannya telah diliput oleh banyak pihak.
“Saya sudah pernah di-feature oleh Food Network, kemudian Food God (vlogger), dan juga Ellen (program TV),” ungkapnya.
Sebelum menetap di Amerika Serikat, Rosalina pernah membuka bisnis di Indonesia. Namun menurutnya, ada perbedaan besar dalam menjalankan bisnis di Indonesia dan Amerika Serikat.
“Perbedaannya jauh sekali. Dari yang namanya pajak, kebersihan, hingga karyawan, semua banyak tantangan dan perbedaannya,” kata Rosa.
Menurut Rosa, menjalankan bisnis di Amerika Serikat tidaklah mudah. Ada banyak tantangan yang perlu dihadapi sejak awal merencanakan bisnis di sana.
“Jauh lebih sulit dibandingkan Indonesia yang lebih simpel. Di sini, ada lebih banyak aturan dan hukum. Jika tidak kita ikuti, bisnis bisa tutup atau kita bisa diusut, terutama dari pihak pelanggan,” tuturnya.
Rosa juga berpesan kepada mereka yang ingin membuka bisnis di Amerika Serikat agar siap turun tangan sendiri dalam menjalankan usaha. Tidak seperti di Indonesia, pemilik usaha harus terlibat langsung dalam banyak aspek bisnis.
“Harus siap mental, dan sebagai pemilik harus berani kerja. Jadi berbeda sekali, kalau bisnis di Indonesia kita mengharapkan pegawai kita, tapi di sini kita harus turun tangan 100 persen,” kata Rosa.
Saat ini, toko es krim Creamberry memungkinkan Rosa meraup pendapatan USD 40 ribu – USD 60 ribu atau sekitar Rp 650 juta – Rp 976,4 juta per tahun.
Kesuksesan toko es krim ini tidak lepas dari inovasi menu yang kreatif serta konsistensi Rosa dalam membuat hidangannya.
“Makanya kita masih bisa bertahan dari 2016 sampai sekarang, karena cita rasa kita tetap sama, tidak saya kurangi,” tuturnya.