Hacker Retas Data Center Indonesia, Minta Tebusan 8 Juta Dollar !

Jkt24.com – Hacker menyusupi pusat data nasional Indonesia, mengganggu pemeriksaan imigrasi di bandara, dan meminta uang tebusan sebesar $8 juta, kata Menteri Komunikasi Indonesia kepada Reuters, Senin.

Serangan tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan siber yang menimpa perusahaan dan lembaga pemerintah di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Aksi para hacker menyebabkan gangguan pada beberapa layanan pemerintah, terutama bagian Imigrasi di bandara. Mesin paspor otomatis kini berfungsi, kata Kementerian Komunikasi.

Menteri Budi Arie Setiadi mengatakan penyerang menggunakan varian baru perangkat lunak berbahaya yang disebut Lockbit 3.0, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Kelompok kejahatan dunia maya Lockbit terkenal menggunakan perangkat lunak berbahaya yang disebut ransomware untuk memeras korban secara digital.

“Kami kini fokus memulihkan layanan pusat data nasional yang terdampak seperti imigrasi,” kata Budi. Dia tidak mengatakan apakah ada uang tebusan yang telah dibayarkan.

Aksi ransom alias pemerasan dengan perangkat lunak bekerja dengan mengenkripsi data korban. Peretas dapat menawarkan kunci sebagai imbalan atas pembayaran, biasanya dilakukan dalam mata uang kripto, jumlahnya bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan dolar.

Jika korban menolak, peretas dapat mengancam akan membocorkan atau menghapus data rahasia sebagai upaya untuk menekan orang atau organisasi tersebut.

Menyikapi hal ini, Pejabat di Kementerian Komunikasi, mengatakan penyelidikan forensik digital sedang dilakukan dan rincian lebih lanjut belum ditemukan.

Pada tahun 2021, kelemahan pada aplikasi COVID milik Kementerian Kesehatan mengungkap data pribadi dan status kesehatan 1,3 juta orang. Lalu di tahun 2022, Bank Sentral Indonesia juga diserang oleh aksi ransomware tetapi mengatakan serangan tersebut tidak mempengaruhi layanan publiknya.

Tahun lalu, media melaporkan kebocoran data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI). Para hacker menyebarkan rincian rekening 15 juta nasabah bank syariah terbesar di Indonesia, secara online. Pihak bank tidak mengonfirmasi bahwa datanya telah bocor.

Pakar keamanan siber, Teguh Aprianto, mengatakan serangan siber terbaru ini “parah” dan merupakan serangan pertama yang menyebabkan gangguan selama berhari-hari terhadap layanan publik di Indonesia.

Dapatkan update konten terkini berita viral, berita pintar, berita guoblok setiap hari di Jkt24.com.

Baca selanjutnya: Sakit Hati Dipecat, Pegawai IT Hapus Data Server. Perusahaan Rugi 11 Miliar!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *